Sabtu, 01 November 2014

Paul dan Sherly



Aku merasa tidak enak dengan Sherly, Dia kena marah lagi oleh Mamanya. Dia bilang, Dia dilarang bermain olehku . Aku tak tahu apa alasannya, kami hanya anak-anak, bermain sudah menjadi hal utama yang harus kami lakukan. Untuk bertemu dan bermain dengan Sherly, kini aku datang secara diam-diam dan bermain bersamanya.
Sekali-sekali kami bermain di halaman belakang Rumahnya atau dikamarnya. Sherly punya banyak mainan, dari boneka sampai rumah-rumahan, Aku boleh memainkan semuanya, kata Sherly Aku teman terbaiknya, tapi sayangnya entah mengapa Mamanya selalu melarang Aku bermain dengannya.
Suatu hari Mama Sherly memanggil sherly dengan wajah cemas, Sherly dengan terpaksa meninggalkan ku dan menuju Mamanya. Tiba-tiba Sherly menangis, “Tapi Ma, aku masih ingin bermain bersama Paul”, Mamanya langsung menggendong Sherly dan membawanya masuk ke Rumahnya.
Sudah tiga hari Aku tidak bertemu Sherly, karena Mamanya selalu berada didekatnya. Namun untungnya hari ini Sherly dibawa kesuatu tempat oleh Mamanya, Aku menyelinap masuk ke mobilnya, bersembunyi di kursi belakang.
Sampailah mereka disebuah Rumah sakit, Sherly sakit? Mungkin karena itu dia tidak boleh bermain untuk 3 hari belakangan ini? Aku mengikuti mereka dari belakang.
Tak lama kemudian Sherly memasuki sebuah ruangan.
Ada seorang Bapak-bapak gendut dengan baju putih menyambut Sherly dan Mamanya, upss untung aku segera menyelinap masuk dan bersembunyi dibalik tirai pada ruangan itu.
Bapak-bapak itu ternyata dokter, jelas sekali dia dokter, kan kita sedang berada di rumah sakit saat ini. “Sherly, aku ingin kau menceritakan teman mu bernama Paul itu”, ujar Dokter itu. Aku bingung, mengapa Dia ingin tahu soal diriku. “Paul itu baik , dia selalu menemani ku bermain”, ujar Sherly. “Sherly Paul tidak nyata, dia tidak ada”, hardik Mamanya. “Hei Apa maksud mu Aku nyata Aku disini!!” , teriak ku marah. Sherly dengan mata terpejam, hei mengapa mata Sherly terpejam? Dia di hipnotis? Hipnoterapi? Apa pun itu aku tidak mengerti, apa yang mereka katakan Aku bingung. “Tenang Nyoya , biar kan aku menyelesaikan sesi terapi ini, Paul muncul sebagai pribadi Sherly yg lain”, Kata dokter itu pada mamanya sherly.
Aku kesal, aku marah, Dokter itu terus mengatakan bahwa aku tidak nyata, bahwa aku hanya sebuah khayalan, kepribadian Sherly yg lain? Apa-apaan itu, Aku tahu aku nyata, Aku akan buktikan itu, Aku mengambil sebuah gunting yg terletak di sebuah meja, lalu menusukannya pada dada dokter itu. Dokter Itu teriak kesakitan “ ARGKHHHHHHHHHHHHHH”
Tiba-tiba pintu terbuka, Suster dan satpam Rumah sakit masuk keruangan itu. “Dokter ? Ada apa?”, tanya Si Suster. “Anak ini, anak ini menusuk Ku dengan gunting”, teriak Dokter itu. “Anak? Anak yang mana Dok? Dari tadi anda sendirian di ruangan anda”, jawab Satpam itu bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar